Pages

Jumat, 29 Juli 2011

ALGORITMA PENGALOKASIAN MEMORY


Nama              :  Esti Yuliana
NIM                  :  SIR200938
Mata Kuliah   :  Sistem Operasi
Dosen             :  Jatmiko Indrianto, S. Kom
STMIK WIDYA UTAMA PURWOKERTO

1.      Ada 3 pengalokasian memory, berikut jenisnya disertai kelebihan dan kekurangannya :
No.
Jenis Algoritma
Kelebihan
Kekurangan
1.
FCFS
(First Come First Served)
algoritma yang paling sederhana, dengan skema proses yang meminta CPU mendapat prioritas
Terjadi convoy effect dimana seandainya ada sebuah proses yang kecil tetapi mengantri dengan proses yang membutuhkan waktu yang lama mengakibatkan proses tersebut akan lama juga untuk dieksekusi.
2.

STF

( Shortest Job First)


paling optimal, karena algoritma ini memberikan minimum waiting time untuk kumpulan proses yang mengantri
tidak bisa digunakan untuk penjadual an CPU short term.
3.

Round Robin


mempunyai response lebih cepat terhadap user.

Mempunyai waktu rata-rata lebih lama dalam turnaround dibandingkan dengan SJF (Shortest Job First)


2.  SJF ( Shortest Job First) algoritma mungkin adalah yang paling optimal, karena algoritma ini memberikan minimum waiting time untuk kumpulan proses yang mengantri. Dengan mengeksekusi waktu yang paling pendek baru yang paling lama. Akibatnya rata-rata waktu menunggu menjadi menurun.


Sumber : klik disini diakses pada tanggal 30 juli 2011

Rabu, 20 Juli 2011

Pengertian Clustering Dalam Komputasi


Clustering adalah teknik atau metode menghubungkan beberapa komputer dan menjadikannya bertindak seperti sebuah mesin. Perusahaan-perusahaan besar sering meng-cluster server-servernya untuk mendistribusikan tugas komputasi yang intensif dan berisiko. Jika satu server dalam sebuah cluster gagal, maka sistem operasi dapat memindahkan proses ke server lainnya. Dengan demikian, pengguna dimungkinkan untuk dapat terus bekerja di saat server yang gagal sedang dalam proses pemulihan kembali.
Walaupun clustering dapat menyediakan peningkatan daya komputasi secara signifikan, sebuah cluster membutuhkan fasilitas khusus dengan dibangun diatas sebuah lokasi tunggal. Ini memunculkan persoalan seberapa besar ruang yang dapat disediakan untuk menampung sekian banyak komputer yang bekerja secara bersamaan itu.

Beowulf Clusters
Konsep Beowulf ini mulai dikembangkan dengan menggunakan perangkat komputer yang sangat sederhana untuk ukuran sekarang, 16 motherboard 486 DX 100 MHz, ethernet 10baseT (Sterling et al., 1995). Tetapi telah mampu menghasilkan kinerja yang cukup menjanjikan. Beowulf menggunakan protokol komunikasi standard Unix, sehingga kemampuannya menjadi terbatasi oleh protokol ini, akan tetapi dalam pengembangannya Beowulf telah melakukan modifikasi implementasi TCP/IP yang hasilnya sangat membantu kualitas implementasi dari Linux pada umumnya. Dari sisi pemrograman Beowulf memanfaatkan library Parallel Virtual Machine (PVM) untuk menyusun aplikasinya. Sebagian besar aplikasi yang dijalankan pada model Beowulf ini memang aplikasi jenis komputasi matematis.


Keuntungan Beowulf Cluster :
1.       sederhana dan mudah dikonfigurasi
2.       biaya rendah
3.       jaringan
a)      komputer-komputer dihubungkan satu dengan yang lainnnya dengan jaringan ethernet tersendiri.
b)      Menghubungkan ke jaringan eksternal melalui single gateway
4.       konfigurasi
a)      Dengan COTS – Commodity-off-the-shelf components menjadikan komputer kinerja tinggi namun biaya yang rendah.
b)      Komputer di hubungkan dalam sebuah konektor
c)       Menggunakan model Either shared-disk atau shared-nothing model

Selasa, 19 Juli 2011

Pengertian Hyper-threading

Sebutan resmi untuk teknologi Hyper-threading adalah Hyper-Threading Technology yang disingkat dengan sebutan HTT. Teknologi karya Intel ini merupakan pengembangan dari teknologi Super-threading yang sebelumnya pernah diterapkan di prosesor Xeon (prosesor untuk server). Hyper-threading adalah bentuk inovasi teknologi yang lebih maju, yang menggunakan teknologi simultaneous multithreading (SMT), yang kemudian diterapkan pada beberapa varian prosesor Pentium 4, baik yang versi prosesor desktop maupun mobile Teknologi Hyper-threading ini tidak diterapkan di generasi prosesor Pentium M berbasis core, Merom, Conroe dan Woodcrest.

Perlu pula diketahui, penggunaan teknologi hyper-treading ini ternyata tidak efisien dalam penggunaan energi. Masalah inilah yang menjadi pertimbangan mengapa teknologi hyper-threading ini tidak diterapkan pada prosesor-prosesor baru berbasis core. Teknologi Hyper-threading sendiri dapat digambarkan sebagai berikut:

Sebuah prosesor yang dilengkapi teknologi hyper-threading oleh software ‘Operating system’ dianggap terdiri dari 2 prosesor (2 ‘logical’ processor). Dengan demikian ‘operating system’ dapat bekerja secara simultan di kedua prosesor (‘logical’ prosesor) tersebut. Hal ini mengakibatkan prosesor dapat memproses beberapa pekerjaan (berkas/tugas) sekaligus, sehingga pemrosesan berjalan lebih cepat dan memperpendek waktu kerja.
Boleh juga dikatakan, dengan adanya teknologi Hyper-threading ini memungkinkan sebuah prosesor bekerja seperti ‘dual prosesor’, atau prosesor tunggal dibaca seolah-olah menjadi ganda. Hal ini terjadi karena teknologi ini bekerja dengan cara menggandakan (menduplikasi) bagian/seksi tertentu dari prosesor (menyimpan catatan arsitektur prosesor).

Teknologi hyper-threading mampu meningkatkan performa prosesor hingga 40 %, bahkan ada yang menjelaskan dapat meningkatkan kemampuan proses kerja hingga dua kali lipat. Pihak Intel sendiri menyatakan bahwa kecepatan Pentium 4 Hyper-threading mampu meningkat 30% dibandingkan Pentium 4 non Hyper-threading. Pada beban kerja yang berat, teknologi hyper-threading mampu meningkatkan performa prosesor Pentium 4, yaitu menghasilkan kinerja yang lebih baik/cepat dibandingkan prosesor Pentium 4 tanpa teknologi hyper-threading. Akan tetapi, perbaikan performa ini juga sangat bergantung program aplikasi yang digunakan. Beberapa program justru menurun performanya ketika teknologi Hyper-threading ini diaktifkan. Kadangkala penurunan performa ini bersifat unik di Pentium 4 (bervariasi bergantung nuansa arsitektur prosesornya). Penurunan tersebut sebenarnya bukan sifat/karakteristik simultaneous multithreading.

Perlu diketahui bahwa fungsi hyper-threading ini bisa bekerja optimal bila didukung oleh sistem operasi yang sesuai, misalnya Windows XP. Selain bergantung pada dukungan sistem operasi, juga bergantung pada:
o Dukungan chipset yang digunakan pada motherboard
o Dukungan BIOS untuk mengatur aktif tidaknya fungsi HT dari BIOS
o Dukungan aplikasi software yang digunakan
Teknologi Hyper-Threading adalah teknologi eksklusif milik Intel, tidak dimiliki oleh prosesor-prosesor yang bukan produksi Intel.

Sumber : Klik Disini

Perbedaan Northbridge dan Southbridge

1. Northbridge
Northbridge mengatur Chace memori, Memori Utama, Host Bus dan Slot PCI ekspansi. Northbridge juga sebagai memory controller hub (KIA) atau memori controller terintegrasi (IMC) di sistem Intel (AMD, VIA, SiS ) salah satu dari dua chip pada chipset core logic pada motherboard PC, fungsinya adalah menangani komunikasi antara CPU, RAM, ROM BIOS, dan PCI Express (atau AGP) video card, dan Southbridge. Northbridge langsung dapat menghubungkan sinyal dari aku / unit O ke CPU untuk mengontrol data dan akses

2. Southbridge
Southbridge mengatur ISA Bus, dan menjembatani antara ISA Bus dan PCI Bus, mengatur dan mengontrol I/O port dan slot IDE. Southbridge adalah sebagai I / O controller hub (ICH) dalam sistem Intel (AMD, VIA, SiS ) southbridge biasanya dapat dibedakan dari Northbridge dengan tidak secara langsung terhubung ke CPU.

Berikut gambarnya :

sumber : Klik disini

Pengertian Dynamic RAM dan Static RAM

Kelompok memori yang diberi nama Random Access Memory ini memiliki karakteristik yang sesuai dengan namanya. Dalam pengaksesan data yang tersimpan dalam memori dilakukan dengan cara acak (random) bukand engan cara terurut (sequential) seperti pada streamer. Hal ini berarti untuk mengakses elemen memori yang terletak dimanapun di dalam modul ini, akan diakses dalam waktu yang sama. Berdasarkan bahan pembuatannya, RAM dikelompokkan dalam dua bagian utama, yaitu : (a) static RAM dan (b) dynamic RAM.

 

Static RAM

Secara internal, setiap sel yang menyimpan n bit data memiliki 4 buah transistor yang menyusun beberapa buah rangkaian Flip- flop. Dengan karakteristik rangkaian Flip- flop ini, data yang disimpan hanyalah berupa Hidup (High state) dan Mati (Low State) yang ditentukan oleh keadaan suatu transistor. Kecepatannya dibandingkan dengan Dynamic RAM tentu saja lebih tinggi karena tidak diperlukan sinyal refresh untuk mempertahankan isi memory.

Dynamic RAM

Secara internal, setiap sel yang menyimpan 1 bit data memiliki 1 buah transistor dan 1 buah kondensator. Kondensator ini yang menjaga tegangan agar tetap mengaliri transistor sehingga tetap dapat menyimpan data. Oleh karena penjagaan arus itu harus dilakukan setiap beberapa saat (yang disebut refreshing) maka proses ini memakan waktu yang lebih banyak daripada kinerja Static RAM. Secara internal, setiap sel yang menyimpan 1 bit data memiliki 1 buah transistor dan 1 buah kondensator. Kondensator ini yang menjaga tegangan agar tetap mengaliri transistor sehingga tetap dapat menyimpan data. Oleh karena penjagaan arus itu harus dilakukan setiap beberapa saat (yang disebut refreshing) maka proses ini memakan waktu yang lebih banyak daripada kinerja Static RAM.

Sumber : Klik disini

Senin, 18 Juli 2011

BUS SYSTEM



Nama               :  Esti Yuliana
NIM                   :  SIR200938
Mata Kuliah    :  Arsitek dan Organisasi Komputer (Teori)
Dosen              :  Nahar Mardiyantoro, M. Kom

Konsep Program
¡  Pemrograman (hardware) merupakan proses penghubungan  berbagai komponen logik pada konfigurasi yang diinginkan untuk membentuk operasi aritmatik dan logik pada data tertentu 
¡  Hardwired program tidak flexibel
¡  General purpose hardware dapat mengerjakan berbagai macam tugas tergantung sinyal kendali yang diberikan
¡  Daripada melakukan  re-wiring, Lebih baik menambah-kan sinyal-sinyal kendali yang baru

Pengertian Program
¡  Adalah suatu deretan langkah-langkah
¡  Pada setiap langkah, dikerjakan suatu operasi arithmetic atau logical
¡  Pada setiap operasi, diperlukan sejumlah sinyal kendali tertentu

Fungsi Control Unit
¡  Untuk setiap operasi disediakan kode yang unik
§  Contoh: ADD, MOVE
¡  Bagian hardware tertentu menerima kode tersebut kemudian menghasilkan sinyal-sinyal kendali
¡  Jadilah komputer!

Komponen Komputer :


Langkah Menangkap Instruksi :
  1. Program Counter (PC) berisi  address instruksi berikutnya yang akan diambil
  2. Processor mengambil instruksi dari memory pada lokasi yang ditunjuk oleh PC
  3. Naikkan PC
    • Kecuali ada perintah tertentu
  4. Instruksi dimasukkan ke Instruction Register (IR)
  5. Processor meng-interpret dan melakukan tindakan yang diperlukan

















6. Membaca alamat dari location counter





7. Menuju memori dengan alamat yang diambil dari pc

8. Membaca dan menyimpan instruksi kemudian menyimpannya untuk nanti dibaca kembali

Contoh eksekusi Program :
1.      Menuju memori dengan alamat dengan alamat yang telah dicari

 
2.    Menuju memori dengan alamat yang diambil dari pc


 3. Menuju ALU untuk memberikan instruksi yang diambil
 
  1. Menuju pc untuk mendapatkan alamat selanjutnya









Minggu, 17 Juli 2011

INSTRUCTION SET COMPUTER


 
Nama              :  Esti Yuliana
NIM                 :  SIR200938
Mata Kuliah    :  Arsitek dan Organisasi Komputer (Teori)
Dosen              :  Nahar Mardiyantoro, M. Kom

Pendekatan CISC
Tujuan utama dari arsitektur CISC adalah melaksanakan suatu perintah cukup dengan beberapa baris bahasa mesin sedikit mungkin (hardware > software)

Pendekatan RISC
Prosesor RISC hanya menggunakan instruksi-instruksi sederhana yang bisa dieksekusi dalam satu siklus (software>hardware).


Review tentang CISC dan RISC (sumber : Klik disini):
Sudah sering kita mendengar debat yang cukup menarik antara komputer personal IBM dan kompatibelnya yang berlabel Intel Inside dengan komputer Apple yang berlabel PowerPC. Perbedaan utama antara kedua komputer itu ada pada tipe prosesor yang digunakannya. Prosesor PowerPC dari Motorola yang menjadi otak utama komputer Apple Macintosh dipercaya sebagai prosesor RISC, sedangkan Pentium buatan Intel diyakini sebagai prosesor CISC. Kenyataannya komputer personal yang berbasis Intel Pentium saat ini adalah komputer personal yang paling banyak populasinya. Tetapi tidak bisa pungkiri juga bahwa komputer yang berbasis RISC seperti Macintosh, SUN adalah komputer yang handal dengan sistem pipelining, superscalar, operasi floating point dan sebagainya.

Apakah memang RISC lebih lebih baik dari CISC atau sebaliknya. Tetapi tahukah kita dimana sebenarnya letak perbedaan itu. Apakah prosesor dengan instruksi yang lebih sedikit akan lebih baik dari prosesor yang instruksinya kompleks dan lengkap. Apakah memang perbedaan prosesor itu hanya dari banyak atau tidaknya instruksi saja. Bukankah jumlah instruksi tidak berhubungan dengan ke-handal-an suatu prosesor. Pertanyaan-pertanyaan ini yang hendak dijawab melalui tulisan berikut. Namun supaya lebih dekat dengan elektronika praktis, ElectronicLab akan lebih fokus pada mikrokontroler low-cost yang berbasis RISC dan CISC. Sebagai contoh dari mikrokontroler CISC adalah 68HC11 buatan Motorola dan 80C51 dari Intel. Kita juga mengenal keluarga PIC12/16CXX dari Microchip dan COP8 buatan National Semiconductor sebagai mikrokontroler yang berbasis RISC.

CISC Complex Instruction Set Computing. Rangkaian instruksi built-in pada processor yang terdiri dari perintah-perintah yang kompleks. Instruksi-instruksi yang tersedia memudahkan para programmer untuk mengembangkan aplikasi untuk plattform CISC. Di lain pihak, banyaknya instruksi dalam CISC dapat mengurangi kecepatannya. CISC merupakan kebalikan dari RISC, biasanya digunakan pada keluarga processor untuk PC (Intel, AMD, Cyrix).

Complex Instruction Set Computing disingkat CISC (baca : “sisk”) merupakan rangkaian instruksi built-in pada processor yang terdiri dari perintah-perintah yang kompleks. Instruksi-instruksi yang tersedia bertujuan untuk memudahkan para programmer untuk mengembangkan aplikasi untuk plattform CISC.

Pada arsitektur CISC seperti Intel x86, yang diperkenalkan pada tahun 1978, bisa terdapat ratusan instruksi program - perintah-perintah sederhana yang menyuruh sistem menambah angka, menyimpan nilai, dan menampilkan hasilnya. Bila semua instruksi panjangnya sama, instruksi sederhana akan memboroskan memori. Instruksi sederhana membutuhkan ruang penyimpanan 8 bit, sementara instruksi yang paling kompleks mengkonsumsi sebanyak 120 bit. Sehingga hal tersebut akan mengurangi kecepatannya.

Arsitektur berbasis CISC juga memungkinkan para perancang prosesor untuk menambahkan set instruksi tambahan untuk keperluan tertentu disamping set instruksi standar yang sudah ada, misalnya set instruksi MMX (Multimedia Extension) yang ditambahkan pada prosesor buatan Intel, dan 3Dnow! pada prosesor keluaran AMD. Karena itulah maka keluarga prosesor CISC lebih banyak digunakan dalam komputer pribadi dimana aplikasinya lebih luas, sementara keluarga prosesor RISC hanya digunakan pada workstation yang biasanya memiliki lingkup aplikasi yang lebih sempit.

Diantara kelebihan dan kekurangan dari arsitektur RISC dan arsitektur CISC sampai sekarang masih menjadi sebuah perdebatan. Ada juga teknologi yang menggabungkan kedua arsitektur tersebut, contohnya : Prosesor Intel dan AMD yang dijual secara komersil sekarang adalah pengembangan dari prosesor x86 yang menggunakan basis prosesor CISC. Lucunya, instruksi set yang didukung oleh kedua prosesor tersebut menggunakan instruksi RISC yang lebih efisien dalam menangani data.

RISC Reduced Instruction Set Computing. Rangkaian instruksi built-in pada processor yang terdiri dari perintah-perintah yang lebih ringkas dibandingkan dengan CISC. RISC memiliki keunggulan dalam hal kecepatannya sehingga banyak digunakan untuk aplikasi-aplikasi yang memerlukan kalkulasi secara intensif. Konsep RISC pertama kali dikembangkan oleh IBM pada era 1970-an. Komputer pertama yang menggunakan RISC adalah komputer mini IBM 807 yang diperkenalkan pada tahun 1980. Dewasa ini, RISC digunakan pada keluarga processor buatan Motorola (PowerPC) dan SUN Microsystems (Sparc, UltraSparc).

KARAKTERISTIK RISC
· Satuinstruksipersiklus
· Operasiregister to register
· Mode pengalamatanyang sederhana
· Format instruksiyang sederhana
· Desainhardwired (tanpamicrocode)
· Format instruksiyang fix
· Prosescompile yang cepat

Sistem mikrokontroler selalu terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat lunak ini merupakan deretan perintah atau instruksi yang dijalankan oleh prosesor secara sekuensial. Instruksi itu sendiri sebenarnya adalah bit-bit logik 1 atau 0 (biner) yang ada di memori program. Angka-angka biner ini jika lebarnya 8 bit disebut byte dan jika 16 bit disebut word. Deretan logik biner inilah yang dibaca oleh prosesor sebagai perintah atau instruksi. Supaya lebih singkat, angka biner itu biasanya direpresentasikan dengan bilangan hexa (HEX). Tetapi bagi manusia, menulis program dengan angka biner atau hexa sungguh merepotkan. Sehingga dibuatlah bahasa assembler yang direpresentasikan dengan penyingkatan kata-kata yang cukup dimengerti oleh manusia.

Bahasa assembler ini biasanya diambil dari bahasa Inggris dan presentasinya itu disebut dengan Mnemonic. Masing-masing pabrik mikroprosesor melengkapi chip buatannya dengan set instruksi yang akan dipakai untuk membuat program.
Biner Hexa Mnemonic

10110110 B6 LDAA ...
10010111 97 STAA ...
01001010 4A DECA ...
10001010 8A ORAA ...
00100110 26 BNE ...
00000001 01 NOP...
01111110 7E JMP ...

Sebagian set instruksi 68HC11

Pada awalnya, instruksi yang tersedia amat sederhana dan sedikit. Kemudian desainer mikroprosesor berlomba-lomba untuk melengkapi set instruksi itu selengkap-lengkapnya. Jumlah instruksi itu berkembang seiring dengan perkembangan desain mikroprosesor yang semakin lengkap dengan mode pengalamatan yang bermacam-macam. Mikroprosesor lalu memiliki banyak instruksi manipulasi bit dan seterusnya dilengkapi dengan instruksi-instruksi aritmatik seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Seperti contohnya 68HC11 banyak sekali memiliki set instruksi untuk percabangan seperti BNE, BLO, BLS, BMI, BRCLR, BRSET dan sebagainya.
Perancang mikroprosesor juga memperkaya ragam instruksi tersebut dengan membuat satu instruksi tunggal untuk program yang biasanya dijalankan dengan beberapa intruksi. Misalnya pada 80C51 untuk contoh program berikut ini.

LABEL ...
DEC R0
MOV A,R0
JNZ LABEL


Program 'decrement' 80C51

Program ini adalah program pengulangan yang mengurangi isi register R0 sampai register R0 menjadi kosong (nol). Intel menambah set instruksinya dengan membuat satu instruksi khusus untuk keperluan seperti ini :

LABEL ....
DJNZ R0,LABEL

Instruksi 'decrement jump not zero' 80C51

Kedua contoh program ini hasilnya tidak berbeda. Namun demikian, instruksi kompleks seperti DJNZ mempermudah pembuat program. Set instruksi yang lengkap diharapkan akan semakin membuat pengguna mikroprosesor leluasa menulis program dalam bahasa assembler yang mendekati bahasa pemrograman level tinggi. Intel 80C51 yang dikembangkan dari basis prosesor 8048 dirilis pada tahun 1976 memiliki tidak kurang dari 111 instruksi. Tidak ketinggalan, 68HC11 dari Motorola yang populer di tahun 1984 dilengkapi dengan 145 instruksi. Karena banyak dan kompleksnya instruksi yang dimiliki 68HC11 dan 80C51, kedua contoh mikrokontroler ini disebut sebagai prosesor CISC.

Debat CISC versus RISC dimulai ketika pada tahun 1974 IBM mengembangkan prosesor 801 RISC. Argumen yang dipakai waktu itu adalah mengapa diperlukan instruksi yang kompleks. Sebab pada prinsipnya, instruksi yang kompleks bisa dikerjakan oleh instruksi-instruksi yang lebih sederhana dan kecil. Ketika itu penggunaan bahasa tingkat tinggi seperti Fortran dan kompiler lain (compiler/interpreter) mulai berkembang. Apalagi saat ini compiler seperti C/C++ sudah lazim digunakan. Sehingga sebenarnya tidaklah diperlukan instruksi yang kompleks di tingkat prosesor. Kompiler yang akan bekerja men-terjemahkan program dari bahasa tingkat tinggi menjadi bahasa mesin.

Untuk melihat bagaimana perbedaan instruksi RISC dan CISC, mari kita lihat bagaimana keduanya melakukan perkalian misalnya c = a x b. Mikrokontroler 68HC11 melakukannya dengan program sebagai berikut :

LDAA #$5
LDAB #$10
MUL


Program 5x10 dengan 68HC11

Cukup tiga baris saja dan setelah ini accumulator D pada 68HC11 akan berisi hasil perkalian dari accumulator A dan B, yakni 5 x 10 = 50. Program yang sama dengan PIC16CXX, adalah seperti berikut ini.
MOVLW 0x10

MOVWF Reg1
MOVLW 0x05
MOVWF Reg2
CLRW
LOOP ADDWF Reg1,0
CFSZ Reg2,1
GOTO LOOP


Program 5x10 dengan PIC16CXX

Prosesor PIC16CXX yang RISC ini, tidak memiliki instruksi perkalian yang khusus. Tetapi perkalian 5x10 itu sama saja dengan penjumlahan nilai 10 sebanyak 5 kali. Kelihatannya membuat program assembly dengan prosesor RISC menjadi lebih kompleks dibandingkan dengan prosesor CISC. Tetapi perlu diingat, untuk membuat instruksi yang kompleks seperti instruksi MUL dan instruksi lain yang rumit pada prosesor CISC, diperlukan hardware yang kompleks juga. Dibutuhkan ribuan gerbang logik (logic gates) transistor untuk membuat prosesor yang demikian. Instruksi yang kompleks juga membutuhkan jumlah siklus mesin (machine cycle) yang lebih panjang untuk dapat menyelesaikan eksekusinya. Instruksi perkalian MUL pada 68HC11 memerlukan 10 siklus mesin dan instruksi pembagiannya memerlukan 41 siklus mesin.

Pendukung RISC berkesimpulan, bahwa prosesor yang tidak rumit akan semakin cepat dan handal. Hampir semua instruksi prosesor RISC adalah instruksi dasar (belum tentu sederhana), sehingga instruksi-instruksi ini umumnya hanya memerlukan 1 siklus mesin untuk menjalankannya. Kecuali instruksi percabangan yang membutuhkan 2 siklus mesin. RISC biasanya dibuat dengan arsitektur Harvard, karena arsitektur ini yang memungkinkan untuk membuat eksekusi instruksi selesai dikerjakan dalam satu atau dua siklus mesin.

Sebagai perbandingan jumlah instruksi pada prosesor RISC, COP8 hanya dilengkapi dengan 58 instruksi dan PIC12/16CXX hanya memiliki 33 instruksi saja. Untuk merealisasikan instruksi dasar yang jumlah tidak banyak ini, mikroprosesor RISC tidak memerlukan gerbang logik yang banyak. Karena itu dimensi dice IC dan konsumsi daya prosesor RISC umumnya lebih kecil dibanding prosesor CISC. Bukan karena kebetulan, keluarga mikrokontroler PICXX banyak yang dirilis ke pasar dengan ukuran mini. Misalnya PIC12C508 adalah mikrokontroler DIP 8 pin.

CISC dan RISC perbedaannya tidak signifikan jika hanya dilihat dari terminologi set instruksinya yang kompleks atau tidak (reduced). Lebih dari itu, RISC dan CISC berbeda dalam filosofi arsitekturnya. Filosofi arsitektur CISC adalah memindahkan kerumitan software ke dalam hardware. Teknologi pembuatan IC saat ini memungkinkan untuk menamam ribuan bahkan jutaan transistor di dalam satu dice. Bermacam-macam instruksi yang mendekati bahasa pemrogram tingkat tinggi dapat dibuat dengan tujuan untuk memudahkan programmer membuat programnya. Beberapa prosesor CISC umumnya memiliki microcode berupa firmware internal di dalam chip-nya yang berguna untuk menterjemahkan instruksi makro. Mekanisme ini bisa memperlambat eksekusi instruksi, namun efektif untuk membuat instruksi-instruksi yang kompleks. Untuk aplikasi-aplikasi tertentu yang membutuhkan singlechip komputer, prosesor CISC bisa menjadi pilihan.

Sebaliknya, filosofi arsitektur RISC adalah arsitektur prosesor yang tidak rumit dengan membatasi jumlah instruksi hanya pada instruksi dasar yang diperlukan saja. Kerumitan membuat program dalam bahasa mesin diatasi dengan membuat bahasa program tingkat tinggi dan compiler yang sesuai. Karena tidak rumit, teorinya mikroprosesor RISC adalah mikroprosesor yang low-cost dalam arti yang sebenarnya. Namun demikian, kelebihan ruang pada prosesor RISC dimanfaatkan untuk membuat sistem-sistem tambahan yang ada pada prosesor modern saat ini. Banyak prosesor RISC yang di dalam chip-nya dilengkapi dengan sistem superscalar, pipelining, caches memory, register-register dan sebagainya, yang tujuannya untuk membuat prosesor itu menjadi semakin cepat.

CENTRAL PROCESSING UNIT


Nama              :  Esti Yuliana
NIM                 :  SIR200938
Mata Kuliah    :  Arsitek dan Organisasi Komputer (Teori)
Dosen              :  Nahar Mardiyantoro, M. Kom

Pengertian CPU :
      Pemroses instruksi  yang pada komputer mikro disebut dengan micro-processor (pemroses mikro)
      Berupa chip yang terdiri dari ribuan hingga jutaan IC (Integrated Circuit). Dimana IC ini digunakan untuk mengimplementasikan fungsi logika.

Bagian-bagian CPU :
1.      ALU (Arithmatic Logical Unit)
a)      Bertugas membentuk fungsi – fungsi pengolahan data komputer.
b)      Sering disebut mesin bahasa ( machine language) karena bagian ini mengerjakan instruksi – instruksi bahasa mesin yang diberikan padanya.
c)      Terdiri dari dua bagian, yaitu unit arithmetika dan unit logika boolean, yang masing – masing memiliki spesifikasi tugas tersendiri.

2.      CU (Control Unit)
a)      Bertugas mengontrol operasi CPU dan secara keselurahan mengontrol komputer sehingga terjadi sinkronisasi kerja antar komponen dalam menjalankan fungsi – fungsi operasinya.
b)      Termasuk dalam tanggung jawab unit kontrol adalah mengambil instruksi – instruksi dari memori utama dan menentukan jenis instruksi tersebut.

3.      Register
a)      Media penyimpan internal CPU yang digunakan saat proses pengolahan data
b)      Memori ini bersifat sementara, biasanya digunakan untuk menyimpan data saat diolah ataupun data untuk pengolahan selanjutnya.
4.      CPU Interconnections
a)      Sistem koneksi dan bus yang menghubungkan komponen internal dan bus – bus eksternal CPU
b)      Komponen internal CPU yaitu ALU, unit kontrol dan register – register.
c)      Komponen eksternal CPU :sistem lainnya, seperti memori utama, piranti masukan/keluaran

Fungsi Interupsi :
1.      Mekanisme penghentian atau pengalihan pengolahan instruksi dalam CPU kepada routine interupsi.
2.      Hampir semua modul (memori dan I/O) memiliki mekanisme yang dapat menginterupsi kerja CPU.

Tujuan Interupsi :
1.      Secara umum untuk menejemen pengeksekusian routine instruksi agar efektif dan efisien antar CPU dan modul – modul I/O maupun memori.
2.      Setiap komponen komputer dapat menjalankan tugasnya secara bersamaan, tetapi kendali terletak pada CPU disamping itu kecepatan eksekusi masing – masing modul berbeda.
3.      Dapat sebagai sinkronisasi kerja antar modul

Sinyal Interupsi :
1.      Program, yaitu interupsi yang dibangkitkan dengan beberapa kondisi yang terjadi pada hasil eksekusi program. Contohnya: arimatika overflow, pembagian nol, oparasi ilegal.
2.      Timer, adalah interupsi yang dibangkitkan pewaktuan dalam prosesor. Sinyal ini memungkinkan sistem operasi menjalankan fungsi tertentu secara reguler.
3.      I/O, sinyal interupsi yang dibangkitkan oleh modul I/O sehubungan pemberitahuan kondisi error dan penyelesaian suatu operasi.
4.      Hardware failure, adalah interupsi yang dibangkitkan oleh kegagalan daya atau kesalahan paritas memori.

Langkah instruksi Encoding (pembacaan suatu symbol) :
1.      Program counter membangkitkan sebuah alamat.
2.      Control unit akan membaca isi dari program counter kemudian menuju ke memory.
3.      Contro unit akan mengambil isisnya dan meletakkan ke instruksi register kemudian akan menerjemahkan atas data yang diperoleh dari memori tadi.
4.      Control unit akan mengeksekusi (membaca dan mengirimkan).
5.      Apabila ada pembacaan memori lagi maka lakukan perintah dari awal. Apabila ada perintah aritmatika control unit akan mengambil nilai dari register dan dikirim ke ALU untuk diproses.