Ontologi itu
mempelajari tentang yang ada, istilah ontologi banyak digunakan saat kita
membahas yang ada dalam konteks filsafat ilmu, yang tidak terikat oleh suatu
perwujudan tertentu. Ontologi menjelaskan tentang yang ada secara universal, menampilkan
pemikiran semesta universal, berupaya mencari inti yang termuat dalam setiap
kenyataan atau dalam rumusan Lorens Bagus ; menjelaskan yang ada, yang meliputi
semua realitas dalam bentuknya.
Ontologi terbagi menjadi beberapa sub, yaitu; Metafisika,
Asumsi, Peluang, Asumsi dalam Ilmu, dan batas penjelajahan Ilmu.
Metafisika, terdapat
ujud-ujud yang bersifat ghaib/ supranatural, metafisika merupakan tempat
berpijak dari setiap pemikiran filsafati termasuk pemikiran ilmiah. Lawan dari
supranatural adalah naturalisme yang menolak keberadaan supranaturalisme, metrialisme
merupakan paham berdasarkan naturalisme yang berpendapat bahwa gejala alam
tidak disebabkan oleh yang bersifat ghaib melainkan oleh kekuatan yang terdapat
di alam itu sendiri yang dapat dipelajari dan dapat kita ketahui.
Ilmu merupakan pengetahuan yang mencoba menafsirkan alam
ini sebagaimana adanya, jadi pada dasarnya tiap ilmuan boleh mempunyai filsafat
individual yang berbeda, dia bisa paham mekanistik, vitalistik, materialistik,
atau idealistik.
Mekanistik, melihat
gejala alam dan makhluk hidup merupakan gejala kimia-fisika semata. Sedang bagi
paham vitalistik, hidup adalah sesuatu yang unik yang berbeda secara substantif
dengan proses kimia-fisika tersebut.
Asumsi;
deterministik, pilihan bebas, probabilistik. Merupakan permasalahan filsafati
yang rumit namun menarik, tanpa mengenal ketiga aspek tersebut serta bagaimana
ilmu sampai pada pemecahan masalah yang merupakan kompromi, akan sukar bagi
kita untuk mengenal hakikat keilmuan. Pilihan bebas dan probabilistik baru
dapat dilakukan sekiranya bahwa hukum semacam itu memang ada, sekiranya hukum
pengatur alam itu tidak ada maka masalah determinismem probabilitas dan
kehendak bebas itu sama sekali tidak akan muncul.
Paham
determinisme
bertolak belakang dengan peluang bebas. Yakni pilihan bebas menyatakan manusia
mempunyai kebebasan alam menentukan pilihannya, tidak terkait kepada hukum alam
yang tidak memberikan alternatif. Paham deterministik mempelajari hukum yang
berlaku bagi semua orang atau yang bersifat sosial, sedang paham pilihan bebas
adalah sebaliknya, mempelajari hukum yang berlaku tidak untuk semua orang atau
bersifat individu.
Jadi diasumsikan bahwa hukum yang mengatur berbagai
kejadian alam itu memang ada, sebab tanpa asumsi tersebut maka semua yang
dibahas tentang kejadian akan sia-sia.
Asumsi dalam
Ilmu,
ilmu merupakan pengetahuan yang memiliki kegunaan praktis.
Batas
penjelajahan ilmu, berakhir pada penggalian ide yang merupakan pengalaman
yang tumpang tindih yang ada di lautan neuron setiap manusia.
0 komentar:
Posting Komentar
Komentarnya ya...